Analisis pertumbuhan ekonomi indonesia sejak orde lama |
Analisis pertumbuhan ekonomi indonesia sejak orde lama - Pola dan proses dinamika pembangunan ekonomi suatu negara sangat ditentukan oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal. Faktor-faktor internal diantaranya adalah kondisi fisik( termasuk iklim),lokasi geografi, jumlah dan kualitas Sumber Daya Alam (SDA),Sumber Daya Manusia (SDM ) yang dimiliki,kondisi sosial ekonomi dan budaya, sistem politik, serta peranan pemerintah di dalam perekonomian.
Faktor-faktor eksternal diantaranya adalah perkembangan teknologi,kondisi perekonomian dan politik dunia,serta keamanan global.
Untuk dapat memahami sepenuhnya proses dan pola pembangunan ekonomi suatu negara serta kemajuan-kemajuan yang telah di capainya selama kurun waktu tertentu maka perlu diketahui sejarah ekonomi dari negara itu sendiri.
Pengalaman yang berbeda dalam hal pembangunan ekonomi untuk masing-masing negara. Di dalam kelompok LDCs itu sendiri,misalnya antara Indonesia dan suriname yang sama-sama jajahan Belanda atau antara negara-negara bekas jajahan Inggris di Asia. Timbul suatu pertanyaan apakah pengalaman pembangunan ekonomi selama masa kolonisasi memang merupakan suatu faktor yang dominan berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi pada periode pasca kolonisasi.
Dari pengalaman negara-negara Asia tersebut, mungkin dapat dikatakan bahwa yang sangat menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi adalah orientasi politik, sistem ekonomi dan kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh rezim pemerintahan yang berkuasa. Tahun-tahun pertama setelah merdeka, merupakan periode yang sangat kritis dan sangat menentukan pembangunan selanjutnya.
Pengalaman Indonesia sendiri menunjukan bahwa zaman pemerintahan orde lama rezim yang berkuasa menerapkan sistem ekonomi tertutup (onward oriented) dan lebih mengutamakan kekuatan militer dari pada kekuatan ekonomi. Hal ini menyebabkan ekonomi nasional pada masa tersebut mengalami stagnasi, pembangunan praktis tidak ada.
Secara garis besar sejarah ekonomi Indonesia pada zaman pemerintah orde lama (1950-1966),pemerintahan orde baru dapat dijelaskan pada penjelasan berikut ini.
B. PEMERINTAHAN ORDE LAMA
Tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Tahun-tahun pertama setelah merdeka/keadaan ekonomi
Indonesia sangat buruk/ekonomi nasional boleh di katakan mengalami stagnasi. Defisit saldo neraca pembayaran dan defisit keuangan pemerintah sangat besar,kegiatan produksi sektor pertanian dan sektor industri manufaktor praktis terhenti. Tingkat inflasi sangat tinggi hingga mencapai lebih dari 500% menjelang akhir periode orde lama. Semua ini di sebabkan karena berbagai macam faktor yang penting di antaranya pendudukan
Dari tahun 1949 hingga tahun 1956 pemerintah Indonesia menerapkan satu sistem politik yang disebut demokrasi liberal.Setelah itu terjadi transisi ke sistem politik yang disebut “demokrasi terpimpin” yang berlangsung dari tahun 1957 hingga tahun 1965.
Sejarah Indonesia menunjukan bahwa sistem politik tersebut ternyata menyebabkan kehancuran politik dan perekonomian nasional.Selama periode 1950-an struktur ekonomi Indonesia masih peninggalan zaman kolonialisasi.Sektor formal/moderen, seperti pertambangan, distribusi, transportasi, bank, pertanian komersil, yang memiliki kontribusi lebih besar dari pada sektor informal/tradosional terhadap output nasional atau Produk
Domestik Bruto (PDB) didominasi oleh perusahaan-perusahaan asing yang kebanyakan berorientasi eksport.
C. PEMERINTAHAN ORDE BARU
Sejak bulan Maret 1966 Indonesia memasuki pemerintahan Orde Baru.
Perhatian pemerintah lebih ditujukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan ekonomi dan sosial di tanah air.Pemerintah Indonesia mulai menjalin kembali hubungn dengan lembaga dunia seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional ( IMF ).Sebelum Repelita dimulai pemerintah melakukan pemulihan ekonomi,sosial dan politik serta rehabilitasi ekonomi di dalam negeri.Sasarannya adalah untuk menekan kembali tingkat inflasi,mengurangi defisit keuangan pemerintah dan menghidupkan kembali kegiatan produksi termasuk eksport yang sempat
mengalami stagnasi pada masa orde lama. Usaha pemerintah tesebut ditambah lagi dengan penyusunan rencana pembangunan lima tahun secara bertahap dan target – target yang jelas sangat dihargai oleh negara-negara barat.Menjelang akhir tahun 1960- an atas kerjasama dengan Bank Dunia, IMF,ADB,dibentuk suatu kelompok konsorsium yang disebut IGGI yang terdiri dari sejumlah negara maju termasuk Jepang dan Belanda,dengan tujuan membiayai pembangunan ekonomi indonesia.
D. MASA PERALIHAN 1966 – 1968.
Sejak bulan Maret 1966 keadan perekonomian mengalami porak-poranda.Ketidak mampuan memenuhi kewajiban utang luar negeri,penerimaan eksport yang hanya setengah dari pengeluaran untuk import barang dan jasa,ketidak berdayaan mengendalikan anggaran belanja dan memungut pajak,laju inflasi secepat 30 – 50 %,perbulan,serta buruknya kondisi prasarana perekonomian,dll.
Menghadapi keaadan yang demikian parah maka ditetapkan beberapa kebijakan antara lain memerangi hiperinflasi,mencukupkan stok bahan pangan,merehabilitasi sarana perekonomin, meningkatkan eksport,menciptakan lapangan kerja,mengundang kembali investasi asing.Secara keseluruhan program ekonomi pemerintah orde baru di bagi menjadi dua jangka waktu yang saling berkaitan yaitu: jangka pendek dan jangka panjang.Program ekonomi jangka pendek terdidiri dari;
1. Tahap penyelamatan bulan juli – desember 1966.
2. Tahap rehabilitasi bulan januari – juni 1967.
3. Tahap konsolidasi bulan juli – desember 1967.
Program jangka pendek ini diikuti dengan program jangka panjang,terdiri atas rangkaian Rencana Pembangunan Lima Tahun yang dimulai pada bulan April 1969. Tiga Undang – Undang baru tentang perbankan diberlakukan masing-masing;
1.Undang-Undang tentang perbankan tahun 1967.
2.Undang-Undang tentang Bank Sentral tahun 1968.
3.Undang-Undang tentang Bank Asing tahun 1968.
Ketiganya menjadi basis legal bagi pelaksanaan dan pengaturan kerangka sistem Moneter. Peranan Bank-Bank dan lembaga keuangan lain sebagai agen pembangunan diperbesar. Lembaga-lembaga ini diharapkan memobilisasi tabungan masyarakat guna mendukung pertumbuhan ekonomi.Mereka juga diharapkan dapat memaikan peranan penting dalam pembangunan pasar uang dan pasar modal.
E. ERA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG.
Setelah berhasil memulihkan stabilitas perekonomian dalam waktu relatif singkat, dilaksanakan kebijakan pembangunan jangka panjang sejak 1
April 1969. Program ini dibagi menjadi tahapan – tahapan rencana pembangunan lima tahun.Pelaksanaan pembangunan senantiasa diarahkan pada pencapaian tiga sasaran pembangunan meskipun prioritasnya berubah-ubah sesuai dengan masalah dan situasi yang dihadapi. Sasaran tersebut dinamakan Trilogi Pembangunan antara lain;Stabilitas perekonomian,Pertumbuhan ekonomi,Pemerataan hasil-hasil pembangunan.
Pelita I tahun 1969 – 1974, prioritas utama pada pemeliharaan stabilitas perekonomian, disusul oleh sasaran pencapaian pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan.Urutan ini diubah pada Pelita II, sasaran pertumbuhan menempati prioritas utama kemudian sasaran pemerataan dan sasaran stabilitas. Sejak Pelita III tahun 1979 – 1984, hingga Pelita VI tahun 1994 – 1999 urutan prioritas menjadi pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas. Kinerja perekonomian selama dua pelita sangat memuaskan. Perekonomian tumbuh rata-rata 7 % per tahun.Sepanjang era PJP I telah mengantarkan indonesia pada keberhasilan mengatasi berbagai masalah mendasar pembangunan ekonomi. Salah satu masalah mendasar yang dapat terselesaikan adalah keberhasilan mengendalikan tingkat harga – harga umum.Sepanjang era PJP I inflasi sangat terkendali.Lajunya yang lebih dari 500 % per tahun pada tahun 1966 menukik dratis menjadi rata – rata 17
% per tahun dalam dasawarsa 1970 an, kemudian turun lagi menjadi rata – rata 9 % pertahun dasawarsa berikutnya.
F. PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG TAHAP II
Indonesia berada dalam era pembangunan jangka panjang tahap ke dua yakni kurun waktu 1994-2019. Tahapan pertama pembangunan jangka menengah adalah Repelita VI tahun 1994-1999. Namun pada akhir tahun 1997 atau awal tahun 1998 terjadi krisis moneter yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi menurun meskipun indonesia telah mengalami suatu proses pembangunan ekomi yang spektakuler. Selama periode tahun 1993 – 1995 rata –rata pertumbuhan ekonomi pertahun antara 7,3 % hingga 8,2 % menyebabkan indonesia termasuk negara di ASEAN dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Rata-rata pendapatan nasional perkapita naik pesat pertahun pada tahun 1993 dalam dolar Amerika Serikat sudah melewati angka 800 tetapi akibat krisis PN perkapita menurun drastis ke 640 dolar tahun 1998 dan 580 dolar Amerika Serikat tahun 1999.
Krisis moneter yang melanda indonesia membuat Indonesia menjadi tidak berarti apa-apa. Sektor keuangan dan perbankan pada masa orde baru berkembang sangat pesat hancur sama sekali, terutama karena kredit macet antar Bank. Sektor industeri manufaktur dan sektor konstruksi juga mengalami penurunan produksi yang siknifikan.
Income Search :
analisis pertumbuhan ekonomi sejak orde lama , analisis pertumbuhan ekonomi indonesia , pertumbuhan ekonomi indonesia sejak orde lama , analisis pertumbuhan ekonomi indonesia sejak orde lama .
0 comments:
Post a Comment